


JAKARTA – Sutradara film Disney Pixar, Pete Docter datang ke Jakarta. Bersama dengan Co-Director, Ronnie Del Carmen, Pete mempromosikan film terbarunya, Inside Out.
Saat ditemui secara eksklusif oleh Okezone di Djakarta Theater, Jakarta pada hari ini, Rabu (5/8), Pete menilai bahwa Indonesia adalah market yang cukup bagus untuk film ini. “Kami mencari tempat di mana orang-orang akan menghargai film ini. Dari apa yang kudengar di sini tempatnya panas sehingga orang pergi ke mal, lalu menonton film dengan teman atau keluarga. Daripada menonton film di iPhone, aku lebih senang orang menonton film secara barengan di layar lebar,” jelas Pete yang pernah meraih piala Oscar lewat film animasi Up.
Pete berharap penonton Indonesia akan menyukai filmInside Out karena ide cerita film ini cukup universal. Dia yakin banyak orang, dari remaja sampai dewasa bisa terkoneksi dengan cerita yang disajikan oleh film animasi yang rencananya akan ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia pada tanggal 19 Agustus 2015 ini.
Inside Out bercerita tentang lima karakter yang menggambarkan lima emosi, yaitu Joy/Kebahagiaan, Sadness/Kesedihan, Anger/Amarah, Fear/Ketakutan dan Disgust/Jijik. Kelima emosi ini mengendalikan seorang gadis berumur 11 tahun bernama Riley.
Selain bertemu awak media, Pete dan Ronnie dijadwalkan akan memberikan edukasi inspiratif di Universitas Binus, Jakarta pada Kamis (6/8). Edukasi ini diberikan untuk parafilmmaker lokal, blogger, influencer serta mahasiswa terpilih dari beberapa sekolah desain dan animasi terbaik di Indonesia.
sumber : http://celebrity.okezone.com/read/2015/08/05/206/1191025/sutradara-film-hollywood-inside-out-datang-ke-jakarta
Seleb.co.id – Film animasi “INSIDE OUT” dijadwalkan akan tiba di bioskop Indonesia pada 19 Agustus mendatang. Sebelum film itu tayang, para jenius kreatif dibalik “INSIDE OUT“, Pete Docter dan Ronnie del Carmen lebih dulu datang menyambangi Indonesia.
Dikutip detikhot, kedatangan Pete dan Ronnie ke Indonesia adalah untuk menghadiri serangkaian kegiatan, salah satunya mendatangi sebuah acara yang digelar di Universitas Bina Nusantara (Binus). Dalam acara tersebut, Pete dan Ronnie akan menyapa sekaligus memberikan edukasi kepada para filmmaker lokal, blogger, serta mahasiswa terpilih dari beberapa sekolah desain dan animasi terbaik.
Sebelumnya, Pete, yang juga menjadi tokoh kunci dan kolaborator di Pixar Animation Studios ini juga sempat menghadiri acara press screening “INSIDE OUT” di Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (5/8). Bersama rekan sutradaranya, Ronnie del Carmen, dia bercerita sedikit mengenai proses produksi dan menjawab pertanyaan dari para jurnalis.
“Film ini membutuhkan waktu yang sangat panjang sebelum (akhirnya) dirilis. Kami mengembangkan (Inside Out) selama 5 tahun,” kata Pete.
“INSIDE OUT” merupakan film animasi 3D yang akan bercerita tentang lima emosi yang akan menuntun kehidupan seorang gadis muda bernama Riley. Kelima emosi itu adalah Joy (bahagia), Anger (marah), Disgust (muak), Fear (takut) dan Sadness (sedih).
Meski gagal memiliki debut di posisi puncak box office, namun “INSIDE OUT” mencatat rekor sebagai film dengan debut terbesar kedua sepanjang masa, mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh “THE DAY AFTER TOMORROW” dengan 68,7 juta dolar AS. Hingga kini, “INSIDE OUT” tercatat telah memiliki total pendapatannya di seluruh dunia sebesar Rp. 603,1 juta dolar AS.
Jakarta – Sutradara “Inside Out” Pete Docter dan Co-Director Ronnie del Carmen menyapa insan kreatif di Indonesia dalam rangkaian tur prarilis di tiga kota Asia Tenggara.
Diawali di Kuala Lumpur – Malaysia, Inside Out Tour hadir di Jakarta, Indonesia pada Rabu dan Kamis (5-6/8) serta akan berakhir di Manila, Filipina.
Kedua sineas bertemu dengan para penggemar Disney-Pixarserta komunitas lokal kreatif. Mereka memberikan edukasi inspiratif untuk para pekerja film lokal, blogger, tokoh, serta mahasiswa terpilih dari beberapa sekolah desain dan animasi terbaik di Indonesia.
Dalam kunjungannya, Pete dan Ronnie berbagi pengalaman seputar lima tahun proses “Inside Out”, animasi bertema petualangan komedi tentang emosi (pikiran / kalbu) dari anak perempuan, yang menghadapi perubahan menjelang remaja.
Acara bertajuk “The Making of Inside Out: A Behind The Scenes Look” diselenggarakan di Binus University Jakarta, Kamis (6/8).
General Manager Studio Entertainment The Walt Disney Company Southeast Asia Amit Malhotra menyatakan rasa sukacita dan bangga, menyambut Pete Docter dan Ronnie del Carmen di Indonesia, sebagai bagian dari tur bersejarah Pixar Inside Out di kawasan regional Asia Tenggara.
Amit ingin membawa penggemar Disney-Pixar lebih dekat dengan film mereka, melalui berbagai macam acara.
“Penggemar juga dimungkinkan untuk merasakan pengalaman dan kesempatan langka, untuk bertemu dengan pemikir kreatif terkemuka di industri animasi dan hiburan,” kata Amit.
Pete & Ronnie
Sebelum “Inside Out”, Pete Docter dinominasikan untuk enam Academy Awards, termasuk memenangkan penghargaan film animasi terbaik dari film “Up” Selain itu, nominee untuk film “Monsters, Inc.” serta skenario asli terbaik untuk film “Up” and “WALL•E.”
Selain menjadi co-director “Inside Out,” Ronnie del Carmen telah menjadi anggota tim pembuat cerita untuk beberapa film Pixar, termasuk film pemenang Academy Award “Finding Nemo,” “Ratatouille” dan “Up” (dimana dia menjabat sebagai story supervisor).
“Inside Out” dirilis di Amerika Serikat pada tanggal 19 Juni dengan meraih pendapatan fenomenal sebesar USD 92 juta, dan mencatatkan debut terbesar yang pernah ada untuk sebuah film original.
Di minggu ketiga penayangannya, pendapatan “Inside Out” melambung menjadi nomer satu di lokal domestik box-office Amerika Serikat.
“Inside Out” akan ditayangkan di bioskop tanah air pada 19 Agustus mendatang.
(MAR)
sumber : http://www.sindotrijaya.com/news/detail/9783/sutradara-inside-out-sapa-insan-kreatif-indonesia#.VeexFSWqqkp
Walaupun sering menampilkan karakter imajinatif, seperti monster atau mobil bisa bicara, gambaran dalam film animasi banyak yang mewakili perasaan dan kehidupan kita. Wajar karena para filmmaker dan animator yang terlibat di dalamnya, terinspirasi pengalaman dan hal-hal di sekitar mereka.
Ini diakui dua filmmakers Disney-Pixar yang tengah berkunjung ke Jakarta. Pete Docter adalah Vice President dan Creative Pixar Animation Studio sekaligus sutradara film blockbuster animasi Disney-Pixar terbaru, Inside Out. Sementara Ronnie Del Carmen adalah Co-Director Inside Out yang bergabung dengan Pixar Animation Studios sejak tahun 2000.
“Inside Out terinspirasi putriku yang baru berusia 8 tahun. Dulu dia ceria sekali dan selalu bersemangat, tapi semakin besar semakin pendiam,” tutur Pete Docter di Ballroom Djakarta Theater XXI, 5 Agustus.
Sebagai orang tua, Pete dan Ronnie mencemaskan hal ini. Ide membuat cerita film tentang emosi manusia, terutama anak-anak yang beranjak remaja pun muncul. Beragam riset dilakukan untuk mengemas cerita tentang pikiran dan emosi manusia. Butuh waktu lima tahun hingga akhirnya Inside Out dirilis Disney-Pixar.
Selama Inside Out Tour di Jakarta, Pete dan Ronnie juga berbagi ilmu pembuatan film animasi dengan para mahasiswa Binus University. Disney – Pixar sengaja mengemas Inside Out Southeast Asia Tour untuk semakin mendekatkan karya-karya mereka kepada penonton. Selain Jakarta, kedua filmmaker ini juga mengunjungi Kuala Lumpur dan Manila, Philipina, negara asal Ronnie.
“Kami ingin penggemar Disney –Pixar bertemu dengan pemikir kreatif terkemuka di industri animasi dan hiburan,” ujar Amit Malhotra, General Manager Studio Entertainment, The Walt Disney Company, Southeast Asia.
sumber : http://momdadi.com/momdadi/si-kecil-menginspirasi-filmmakers/
Dibuka Pendaftaran Gelombang 3 Beasiswa BPP-DN Dosen Program Studi Magister Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara bagi Dosen Tetap (PTN dan PTS) dilingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) hingga tanggal 11 September 2015*
* Syarat dan Ketentuan Berlaku
BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA DALAM NEGERI PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
Pendaftaran Gelombang 3 Beasiswa BPP-DN Dosen Program Studi Magister Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara bagi Dosen Tetap (PTN dan PTS) dilingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN)
Jadwal Kegiatan BPPDN Dosen untuk Program Studi Magister Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara Gelombang 3:
Jadwal Kegiatan BPPDN Dosen Afirmasi S1 ke S2 Program Studi Magister Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara:
Info lebih lanjut, klik banner di bawah ini
Kabar gembira kembali datang dari BINUS UNIVERSITY, dimana pada tanggal 5 Agustus 2015 lalu, tiga jurusan yang ada di Fakultas Teknik BINUS UNIVERSITY, yaitu : Teknik Industri, Sistem Komputer dan Teknik Sipil resmi menerima akreditasi internasional dari komisi akreditasi engineering tingkat dunia The Engineering Accreditation Commission (EAC) of ABET.
ABET merupakan badan akreditasi non-profit dan non pemerintah yang berpusat di Amerika yang mengakreditasi program perguruan tinggi dan universitas di disiplin ilmu terapan, komputasi, engineering dan engineering technology untuk tingkat asosiasi, sarjana, dan gelar master. Dengan akreditasi ABET ini, mahasiswa, pengusaha, dan masyarakat dapat yakin bahwa program memenuhi standar kualitas yang menghasilkan lulusan siap memasuki dunia kerja global.
“Akreditasi ABET yang telah diraih oleh jurusan Teknik Industri, Sistem Komputer dan Teknik Sipil – BINUS UNIVERSITY menjadi bukti bahwa jurusan tersebut telah diakui secara international,” jelas Dr. Ho Hwi Chie, M.Sc. (Dekan Fakultas Teknik BINUS UNIVERSITY periode 2009-2014 yang juga sebagai Ketua Persiapan Akreditasi ABET bagi BINUS UNIVERSITY).
Ketut Gita Ayu, M.S.I.E. (Ketua Jurusan Teknik Industri periode 2008-2016 yang bertanggungjawab dalam persiapan Akreditasi ABET bagi program studi Teknik Industri BINUS UNIVERSITY) menyampaikan bahwa dengan akreditasi internasional yang telah diraih ini, para lulusan Teknik Sipil, Teknik Industri dan Teknik Sipil – BINUS UNIVERSITY semakin memiliki peluang yang lebih besar lagi untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri ataupun berkarir di manca Negara, khususnya di Amerika. Hal ini karena perusahaan top di Amerika menerima lulusan yang berasal dari lembaga yang terakreditasi ABET.
Rektor BINUS UNIVERSITY, Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM merasa bersyukur dan berterima kasih atas kerjasama yang baik dari tim dosen, mahasiswa dan rekan industri sehingga jurusan Teknik Industri, Teknik Sipil dan Sistem Komputer berhasil meraih akreditasi internasional. Sebab menurut Prof. Harjanto, akreditasi ini menjadi salah satu indikator penting dalam proses pencapaian visi BINUS 20/20, “A World-class University”.
Proses persiapan akreditasi ABET di BINUS UNIVERSITY sendiri hanya memakan waktu 4 tahun saja untuk ketiga jurusan tersebut. “BINUS UNIVERSITY merupakan satu-satunya kampus swasta di Indonesia yang memperoleh akreditasi ini. Bahkan di antara perguruan tinggi negeri pun, BINUS UNIVERSITY yang lebih dahulu mendapatkan akreditasi ini untuk jurusan Teknik Sipil dan Sistem Komputer,” ungkap Irpan Hidayat, ST, MT (Ketua Jurusan Teknik Sipil BINUS UNIVERSITY).
Selain itu, akreditasi internasional ABET meyakinkan publik bahwa institusi melalui program studi telah menerima pengakukan internasional untuk kualitasnya. “Mahasiswa yang lulus dari program studi yang telah terakreditasi ABET dipercayai oleh employer di dunia telah memiliki standar global di bidang teknik, dimana banyak lowongan pekerjaan di dunia di bidang engineering mensyaratkan lulusan dari program studi yang terakreditasi ABET,” tambah Endra, S.Kom., MT (Ketua Jurusan Sistem Komputer – BINUS UNIVERSITY)
“Semua ini tak terlepas dari peran serta mahasiswa dan BINUS UNIVERSITY untuk terus memberikan yang terbaik. Semoga pencapaian ini semakin mengukuhkan visi BINUS UNIVERSITY untuk menjadi A World Class University,” harap Ir. John Fredy Bobby Saragih, M.Si. (Dekan Fakultas Teknik BINUS UNIVERSITY 2014 – 2019).
Magister Management Online BINUS BUSINESS SCHOOL (BBS) mengadakan kegiatan gathering bersama pada Sabtu (22/8) lalu. Kegiatan ini merupakan pertemuan pertama yang dilakukan oleh mahasiswa MM Online angkatan 1, 2 & 3 secara serempak.
Memahami perkembangan dunia saat ini, BINA NUSANTARA memanfaatkan teknologi untuk menciptakan kuliah online yang saat ini banyak dinikmati para kaum profesional ataupun wirausaha. Kuliah online untuk S2 saat ini sudah memiliki 3 angkatan dan angkatan pertama sudah sampai tahap akhir perkuliahan.
Menyadari hal ini, Evan Kanoko mewakili angkatan pertama pun menggagaskan untuk mengadakan gathering ketiga angkatan bersama. “selama beberapa semester ini, kami jarang ke kampus sehingga interaksi langsung antar teman kuliah pun hampir tidak terjadi. Karena itu saya pikir, kita perlu membuat kegiatan kebersamaan dan meningkatkan networking juga,” ujar Evan.
Kegiatan inipun disambut baik oleh pihak BINUS dan sekitar 50 mahasiswa online mengikuti kegiatan ini. Acara dimulai dengan makan siang bersama untuk membangun keakraban saat makan bersama. Setelah itu acara dibuka dengan sambutan secara online dari Tengku Mohd Khairal Abdullah selaku Head of Program MM Online. Acara dilanjutkan dengan testimoni dari perwakilan setiap angkatan.
Kuliah online yang tidak berbatas jarak dan waktu inipun, tidak membatasi gathering yang diadakan ini. Lalu, mahasiswa yang berada di Kongo pun dapat mengikuti kegiatan ini dengan video conference. “Kegiatan ini membuat kita bisa melihat satu sama lain. Selama ini saya hanya bertemu anak-anak melalui forum diskusi. Orang yang saya kira pasif ternyata saat bertemu lebih aktif. Orang yang saya kira muda dan segar ternyata sudah cukup berumur. Pertemuan ini sungguh membuat kita semakin lebih dekat,” ujar salah satu dosen yang akrab di panggil Teti.
Kedepannya gathering inipun akan rutin diadakan untuk menciptakan rasa kebersamaan dan networking yang lebih luas. “kami sudah membentuk group di whatsapp sebagai sarana berkomunikasi dan tetap akan maintain komunikasi dengan angkatan yang lain supaya kita semakin kompak,” tandas Evan.
Tidak hanya memfasilitas untuk kuliah online, BINUS juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa onlinenya untuk bertatap muka dan mengenal teman-teman dari setiap angkatannya. (AL)
Di usianya yang memasuki 70 tahun, perkembangan Indonesia secara keseluruhan memang stagnan, kalau tak mau dibilang jalan di tempat. Sebagai salah satu tolak ukur perkembangan suatu Negara, Human Development Index (HDI) Indonesia memang mengalami peningkatan dari urutan 121 pada 2012 menjadi urutan 108 di 2014. Angka itu membuat Indonesia masuk dalam kategori negara Medium Human Development.
Medium? Dengan kekayaan alam yang dibanggakan sebagai negeri ‘gemah ripah loh jinawi’ Indonesia hanya masuk dalam kategori medium? Hanya itu yang diraih Indonesia di usianya yang jauh lebih dewasa dibandingkan tetangganya; Singapura dan Malaysia?
Faktanya memang begitu. Kita tak bisa mungkiri. Peringkat HDI Singapura dan Malaysia memang jauh di atas Indonesia. Masing-masing “tetangga” kita itu ada peringkat 9 dan 62, dan masuk kategori Very High Human Development dan High Human Development. Sementara itu, Vietnam, si “anak kemarin sore”, secara perlahan tapi pasti sudah mengintai di posisi 121.
Apa yang salah?
Bukan “Macan Asia”
Sejatinya, Indonesia ibarat orang tua yang sangat cukup umur. Usia beranjak sepuh, bahkan sangat matang. Matang segala-galanya. Punya rumah besar dan mewah, secara finansial sangat tercukupi, tabungan menggembung dengan investasi di mana-mana. Sangat cukup untuk hidup anak-cucu.
Semestinya, tak ada yang tidak dimiliki Indonesia. Jangankan hutang menumpuk, piutang pun kalau perlu dijadikan semacam program corporate social responsibility (CSR), yang disumbangkan Indonesia untuk Negara-negara tetangganya yang lebih membutuhkan. Indonesia sudah tak perlu itu, duitnya banyak!
Tapi, kenyataannya tak demikian. Bukankah kita masih saling sibuk menyalahkan karena rupiah terjerembab dihantam dollar AS? Pemimpin kita saling serang lantaran korupsi dan mempertahankan jabatan. Sementara di sekolah, orang tua, guru, dan kita semua menangis dan marah lantaran anak-anak didik kita di sekolah saling bullying.
Kita lupa sejarah, sepertinya. Padahal, jika sejenak mau menengok kembali sejarah masa lalu, kita dan Jepang misalnya, pernah sama-sama terpuruk akibat perang. Bahkan, Jepang lebih hancur lebur akibat ulahnya sendiri pada Perang Dunia Kedua setelah bertekuk lutut kepada Amerika dan Sekutu. Baik secara fisik maupun mental, Negara Matahari Terbit itu hancur berkeping-keping dihantam bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Lalu, apa yang terjadi? Jepang membutuhkan tak kurang dari 50 tahun untuk bangkit lagi dari keterpurukannya. Budaya tak mau menyerah telah menyatukan rakyatnya. Pemimpin mereka berdiri di depan, menggerakkan rakyatnya untuk maju bersama-sama bergandeng semangat untuk membangun kembali negaranya.
Kini, siapa tak kenal Jepang? Raksasa otomotif dan teknologi dunia, yang bahkan perlahan-lahan sejajar dengan “musuh” yang mengalahkannya dalam perang; Amerika Serikat.
Malaysia dan Singapura pun begitu. Meski lebih muda merdeka dari Indonesia, keduanya bisa “menyalip” di tikungan saat Indonesia “lengah” ketika Indonesia begitu bangga disebut-sebut sebagai “Macan Asia”.
Ya, di era 80-an, siapa tak kenal Mahathir Muhammad, yang sukses membawa Malaysia dari negara berbasis pertanian dan perkebunan menjadi negara industry? Dari Negara yang tak diperhitungkan oleh Indonesia sekalipun, Malaysia berhasil mengejar ketinggalannya. Mahathir mengucurkan investasi besar-besaran di sektor pendidikan untuk mendidik anak-anak muda Malaysia yang berkarakter, penuh percaya diri dan berjiwa maju.
Lalu, bagaimana dengan Singapura? Jangan dibandingkan dengan kita! Bukan tidak percaya diri, tapi sebaiknya kita memang harus belajar banyak dari Negeri Kepala Singa itu.
Khusus di tingkat ASEAN saja, Indonesia masih bertengger di posisi keenam. Indonesia berada di bawah Singapora, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Adapun di bawah Indonesia sudah siap menguntut Vietnam dan Myanmar.
Sekali lagi, apa yang salah dengan kita?
Pendidikan yang jujur
Prof Harjanto Prabowo, Rektor Binus University, mengatakan orang-orang Indonesia lupa tentang betapa pentingnya anak didik punya keterampilan untuk hidup (life skill), bukan cuma kepentingan memiliki nilai Matematika tinggi. Selama ini semua yang dipelajari di sekolah hanya diukur dengan nilai akademik.
“Mengajari anak punya nilai Fisika tinggi itu susah, tapi lebih susah lagi ketika anak didik kita menemukan masalah Fisika dan tahu cara mencari solusi masalahnya itu,” ujar Harjanto saat menyampaikan materi ‘Mengelola Pengetahuan di Sekolah; Pendekatan system Leadership’ kepada para guru peserta School Executive Excursion 2015 yang digelar Binus University di Bangkok, Selasa (1/9/2015) lalu.
“Kalau itu berhasil, maka kita boleh bangga bahwa kita sudah berhasil mendidik anak. Kita belum sepenuhnya berani melakukan itu. Kita, guru, orang tua, belum seutuhnya berpikir demikian. Maunya nilai harus bagus, titik,” tambahnya.
Menurut Harjanto, pada tahapan usianya saat ini para anak didik tidak hidup hanya di sekolah. Mereka juga bagian dari kelompok di masyarakat dan lingkungannya. Ia berharap, jangan sampai pendidikan sudah level SMA, tapi si anak didik tidak punya life skill seusia anak SMA.
“Mereka tidak bisa cepat ambil keputusan, mereka sulit menyelesaikan masalahnya sendiri lewat pengetahuan yang didapatkannya di sekolah. Jangan sampai pelajaran di sekolah bagus semua, tapi tidak membuat si anak punya kemampuan menyelesaikan masalahnya di lingkungan,” kata Harjanto.
“Pada akhirnya kita cuma mendidik anak-anak kita menjadi robot, yang tak mengerti apa-apa. Banyak sarjana kita yang seperti ini setelah mereka lulus. Perusahaan menuntut ini dan itu, tapi ternyata si sarjana tak bisa apa-apa. Apakah kita tidak kasihan,” tambahnya.
Tentu saja, jika ditarik garis lurus, semua itu bermuara pada pendidikan. Data menunjukan bahwa dalam dimensi pendidikan rata-rata lama sekolah Indonesia hanya 5,8 tahun. Ini jauh berada di bawah negara ASEAN lain seperti Singapura (10,1 tahun), Malaysia (9,5 tahun), Filipina (8,9 tahun), Brunei Darussalam (8,6 tahun), dan Thailand (6,6 tahun).
Itu baru soal durasi, belum bicara kualitas pendidikan yang mencakup kurikulum, tenaga pendidik, infrastruktur pendidikan, dan lain-lain. Kita masih bicara kurikulum yang kerap gonta-ganti, tambal sulam kebijakan, dana pendidikan selalu kurang, sekolah-sekolah rusak, kaum difabel termarjinalkan, dan lain-lain yang bikin kita sendiri mengurut dada.
Kita tak sadar, bahwa persaingan kini sudah terdengar membosankan. Orang-orang sudah tak lagi saling mematikan lewat ilmu pengetahuan, tapi mencari cara untuk bekerjasama dengan keunggulan masing-masing.
Begitu juga yang seharusnya terjadi pada sistem pendidikan nasional kita. Sekolah harus bekerjasama dengan anak didik, dengan guru, dengan orang tua, dengan pemerintah, dengan sekolah lain. Tak cuma di Negara sendiri, tapi juga kerjasama dengan Negara lain.
Anak-anak Indonesia saat ini harus tahu, bahwa Negara Indonesia bukan Negara kaya raya dengan minyak bumi, dengan pertanian. Anak didik kita harus tahu kondisi itu. Pengelola pendidikan dari tingkat bawah sampai tingkat tinggi di pemerintahan harus jujur menyampaikan itu dan bersiap diri menyambutnya.
“Kita harus jujur memaparkan kondisi itu agar anak-anak kita berpikir ke depan dia mau apa dan harus berbuat apa. Kita kondisikan mereka menyiapkan diri bagi dirinya sendiri dan negaranya dengan semua kondisi itu. Kalau kita kasih tahu Indonesia Negara kaya raya gemah ripah, anak didik kita cuma terbuai cerita lama. Mereka cuma hidup dengan mimpi. Pendidikan kita harus berani menyampaikan pada mereka dan membentuk mereka siap menghadapi itu di masa mendatang,” ujarnya.
Tak ada kata lain, pendidikan karakter anak didik harus semakin dijunjung tinggi. Sistem pendidikan nasional harus memperkuat life skill anak didik agar siap menghadapi zaman yang terus berubah.
Lebih dari itu, pengelola pendidikan pun harus siap dan jujur memberikan ilmunya kepada anak didik, bahwa Indonesia, tempat mereka berpijak saat ini, sudah semakin rusak. Hasil buminya semakin menipis, bahkan sebagian sudah habis. Korupsi meraja, membabi buta, lengkap dengan hutang negara sebagai bebannya.
“Itu pendidikan jujur yang harus kita berikan. Kalau life skill mereka kokoh, secara akademik mereka meningkat, mereka bakal menjadi masyarakat yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, dan masalah bangsanya yang menumpuk,” katanya.
Siapkah kita? Ketika lahan pertanian sudah menipis berganti gedung-gedung tinggi dan pabrik, kita akan katakan apa kepada anak didik? Bekal apa yang akan kita siapkan untuk mereka?
Jika minyak bumi juga sudah habis, apa yang mereka perlukan dalam ilmunya agar kelak siap dengan kenyataan itu? Mau kemana anak-anak lulusan SMK dan insiyur lulusan perguruan tinggi jika tak tahu cara membetulkan motor dan mobil yang semakin diproduksi besar-besaran?
Sadarlah, Indonesia semakin tua dan tak lagi kaya raya…
Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2015/09/05/13084131/Sadarlah.Jujurlah.Indonesia.Semakin.Tua.dan.Tak.Lagi.Kaya.Raya
BBS MM Online mengadakan acara welcoming day untuk menyambut mahasiswa baru angkatan ke 4. Acara ini diadakan di Kampus JWC, Senayan pada Sabtu (5/9) lalu. Pada kesempatan inilah, para mahasiswa bisa bertatap muka dan bertemu satu sama lain. Tidak hanya dari Jakarta, namun mahasiswa yang kuliah di BBS MM Online ini juga ada yang berasal dari luar kota bahkan dari luar negeri.
Banyak juga mahasiswa online yang juga berasal dari latar belakang pekerjaan yang berbeda, salah satunya adalah Letjen Muhammad Munir yang merupakan Wakil Kepala Angkatan Darat (Wakasad) TNI. Saat ini Munir tengah proses pensiun pada jabatannya yang sekarang dan akan bergabung menjadi staff ahli anggota presiden.
“Kaitan antara bisnis menejemen dan militer ini sebenarnya cukup kuat. Ketika menjadi anggota militer ini saya memimpin ribuan orang yang sebenarnya memerlukan kemampuan menejemen yang baik. Saya sudah melakukan prakteknya seperti apa, dan sekarang saya ingin lihat teorinya bagaimana,” ujar Munir.
Sebelumnya Munirpun pernah mengambil pendidikan S2, namun dikarenakan pada perkuliahan itu dituntut untuk hadir di kelas, Munirpun tidak dapat menyelesaikan perkuliahannya. “Ketika saya mengetahui bahwa BINUS membuka program S2 online, saya langsung memutuskan untuk mengambil perkuliahan ini,” tandas Munir.
Daya saing bangsa ini akan semakin meningkat bila memiliki sumber daya yang berkualitas. Karena itu bangsa Indonesia harus terus bergerak maju mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi global. (AL)
Melanjutkan pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi adalah impian banyak generasi muda Indonesia yang ingin menggapai ilmu setinggi mungkin demi mewujudkan mimpi mereka menjadi kenyataan. Namun tidak semua generasi muda mendapatkan kesempatan tersebut. Melihat hal ini, BINUS UNIVERSITY me-launching 5000 beasiswa bagi nusantara.
Kini, pintu untuk memasuki perguruan tinggi untuk berjuang meraih mendidikan yang semakin lebih terbuka. Menyambut tahun ajaran baru 2016 / 2017, BINUS UNIVERSITY kembali membuka kesempatan untuk mengenyam pendidikan di BINUS UNIVERSITY dalam bentuk pemberian beasiswa bagi para pelajar SMA. Sungguh merupakan kesempatan yang besar bagi seluruh masyarakat Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program beasiswa ini, kamu bisa buka di http://binus.ac.id/globalicious/ Yuk raih kesempatan kuliah gratis di universitas kelas dunia, BINUS UNIVERSITY. (JR)
Muhammad Ariq Noor adalah mahasiswa program studi Marketing Communication yang mendapatkan medali emas pada Kejuaraan Judo Kapolri Cup 2015. BINUSIAN 2018 yang akrab di panggil Ariq ini sudah menyukai Judo sejak duduk di bangku sekolah. Ariq pun mendapatkan beasiswa penuh dari program Widia Scholarship, berkat prestasinya di bidang non akademis ini.
Medali emas yang diraih merupakan buah hasil perjuangan yang dilakukan Ariq. Dia berlatih dengan mengikuti training camp selama 1 bulan dengan jadwal latihan 3x sehari. Pada kejuaraan ini, Ariq mengikuti kategori kelas +100 kg dan dipertemukan dengan lawan dari Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Bali dan DKI Jakarta.
BINUS UNIVERSITY akan mendukung mahasiswanya untuk terus berkarya baik dalam bidang akademis ataupun non akademis. Widia Scholarship ini merupakan bentuk apresiasi yang BINUS UNIVERSITY berikan bagi calon mahasiswa yang memiliki prestasi dalam bidang akademis ataupun non akademis. Saat ini Ariq sedang melakukan pelatihan daerah DKI untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 Jawa Barat. Mari kita duku semangat Ariq agar dapat berkarya di PON 2016 nanti. (AL)
BINUS – ASO School of Engineering mengadakan Freshmen Enrichment Program (FEP) pada Senin (31/8) yang bertempat di Bridging Campus, BINUS UNIVERSITY @Alam Sutera.
Kegiatan FEP ini merupakan kegiatan kedua kalinya yang diadakan untuk program studi Automotive and Robotics Engineering dan juga program studi Product Design Engineering. Unit yang baru saja beroperasi dalam kurun waktu satu tahun ini, sudah menghasilkan dua angkatan bagi kedua program studi tersebut. Sudah hampir 50 mahasiswa yang memilih BINUS – ASO School of Engineering sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
Pada masa FEP yang berlangsung selama 2 hari tersebut, para mahasiswa baru dibekali dengan banyak informasi tentang lingkungan kampus, tata tertib yang berlaku, pengenalan akan program studi, proses akademik yang berlaku selama masa perkuliahan, serta tips dan trik untuk bisa lulus tepat waktu.
Antusias para mahasiswa baru sangat terlihat pada saat mengikuti masa orientasi tersebut. Diharapkan beberapa informasi yang disampaikan kepada para mahasiswa baru tersebut dapat dipelajari dan dijalankan dengan tujuan agar dapat mengikuti proses perkuliahan dengan lancar dan lulus tepat waktu.
Selamat Datang Insinyur Muda Indonesia . . . ! ! ! (JR)
Beragam kegiatan diadakan untuk meramaikan kegiatan GLOBALICIOUS 2015. Program Studi Sastra Cina juga turut meramaikan kegiatan ini dengan membuka kelas menulis mandarin.
Berkreasi tulisan mandarin dengan menggunakan bahan kertas, mungkin terlihat sangatlah mudah untuk dikerjakan. Namun ternyata tidak semudah membuat garis seperti kelihatannya. Setiap peserta diajarkan untuk memahami setiap garis agar tidak salah penulisan.
Trial class ini langsung dibimbing oleh dosen dan mahasiswa aktif BINUS UNIVERSITY. Para pengajarpun mengajar dengan sabar dan para peserta mengerjakan dengan teliti. Setelah berhasil menulis mandarin, karya yang mereka buatpun dapat dibawa pulang. Walaupun yang mengikuti trial class ini tidak sampai sudut ruang kelas, namun antusias para peserta sangat terasa di dalam ruang kelas.
Pengenalan akan lingkungan kampus dan program studi yang terdapat pada setiap universitas, sangatlah penting bagi setiap calon mahasiswa dalam memilih universitas sebagai tempat dalam melanjutkan pendidikannya di tingkat perguruan tinggi. Informasi yang mereka terima dari pihak kampus, sangatlah mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih universitas.
Untuk memperlengkapi pengenalan calon mahasiswa ini, BINUS UNIVERSITY menambahkan kegiatan Trial Class yang menjadi satu konsep dalam rangkaian acara Globalicious Festive. Tidak hanya Sastra Cina, sebanyak 35 program studi turut berpartisipasi dalam acara ini. Pada kesempatan ini BINUS UNIVERSITY juga me-launching 5000 beasiswa kepada setiap calon mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperlengkapi pengetahuan tentang jurusan yang diinginkan oleh calon mahasiswa. Para peserta dapat langsung bertemu dengan dosen dan mahasiswa aktif sehingga pengalaman dari trial class yang diberikan akan lebih terasa. (JR)
Perkembangan BINUS UNIVERSITY dari waktu ke waktu mendapat perhatian bagi para pelaku di dunia pendidikan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dari negara tetangga, salah satunya dari Negeri Jiran, Malaysia. Pada Senin (24/8) kemarin, lima perwakilan dari Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) datang berkunjung ke BINUS guna melakukan studi banding di antara keduanya.
Kunjungan kali ini selain untuk menjalin kerja sama di antara dua institusi juga dimanfaatkan oleh kedua pihak sebagai ajang silaturahmi antara dua institusi pendidikan terbesar di masing-masing negara.
“Kami sudah lama mendengar tentang perkembangan BINUS yang cukup besar ini. Bahkan, kerja sama antara kami sebenarnya sudah terjalin sejak lama, dimana banyak mahasiswa ataupun dosen kami yang saling berkunjung, bahkan ada yang belajar dan bekerja di sana. Untuk itu, kami ingin sekali hadir langsung di sini, belajar banyak hal dengan BINUS,” tandas Prof. Dato’ Dr. Mohamad Kadim Suaidi, Vice Chancellor, UNIMAS.
Dato Mohamad Kadim Suaidi hadir di BINUS beserta empat rekan lainnya yaitu, Prof. Dr. Shazali Abu Mansor, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis; Assoc. Prof. Dr. Al-Khalid Hj Othman, Dekan Fakultas Teknik; Assoc. Prof. Dr. Azhaili Baharun, Direktur Pusat Energi Terbarukan; Sdra Abg Ekhsan Abg Othman, Dekan Fakultas Ilmu Kognitif dan Pengembangan Manusia.
Kunjungan ini pun langsung mendapat sambutan hangat dari BINUS. Tidak tanggung-tanggung, jajaran pimpinan BINUS UNIVERSITY turut hadir dalam pertemuan di antara kedua pihak. Iman Herwidiana Kartowisastro, Ph.D., Vice Rector Academic Development & Provost; Prof. Bahtiar Saleh Abbas, Ph.D., Vice Rector Research & Technology Transfer; dan Karen Peyronnin Imam, M.I.B., Director of BINUS Global dan juga beberapa kepala program studi hadir pada pertemuan tersebut.
“Kami sangat berterima kasih dan merasa terhormat atas kehadiran rekan-rekan dari Sarawak hari ini. Dengan pertemuan kali ini diharapkan mampu mempererat hubungan antara kita, terutama terkait bidang pengembangan sumber daya manusia dan penelitian,” ucap Iman Herwidiana Kartowisastro.
Seperti diutarakan oleh Karen Imam sebelumnya, pertemuan ini merupakan langkah awal dari terbentuknya rencana kerja sama dalam bidang pendidikan antara dua pihak, khususnya di bidang penelitian, pertukaran mahasiswa dan studi pasca-sarjana. Dengan keunggulan yang dimiliki masing-masing universitas, Karen percaya bahwa kerja sama ini nantinya akan membawa kebaikan bagi dunia pendidikan, baik di Indonesia juga Malaysia.
“Kami berharap pertemua ini tidak hanya berhenti sampai disini saja. Tentu kami yang terlibat di hari ini akan melanjutkannya ke langkah yang lebih jauh hingga mampu tercipta kerja sama yang erat di bidang pendidikan antara BINUS dan UNIMAS,” sebut Karen.
Dari pertemuan tersebut, setidaknya tercetus beberapa rancangan kerja sama yang akan dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Salah satu dari rencana yang dicanangkan akan terlaksana dalam beberapa waktu ke depan adalah konferensi bilateral dalam bidang humaniora, teknik dan ekonomi akan segera diselenggarakan. Selain itu, kedua belah pihak telah berkomitmen secara tidak tertulis untuk meningkatkan pertukaran mahasiswa, dosen dan juga kolaborasi penelitian antara kedua universitas ini. (RAW)
Magister Management Online BINUS BUSINESS SCHOOL (BBS) mengadakan kegiatan gathering bersama pada Sabtu (22/8) lalu. Kegiatan ini merupakan pertemuan pertama yang dilakukan oleh mahasiswa MM Online angkatan 1, 2 & 3 secara serempak.
Memahami perkembangan dunia saat ini, BINA NUSANTARA memanfaatkan teknologi untuk menciptakan kuliah online yang saat ini banyak dinikmati para kaum profesional ataupun wirausaha. Kuliah online untuk S2 saat ini sudah memiliki 3 angkatan dan angkatan pertama sudah sampai tahap akhir perkuliahan.
Menyadari hal ini, Evan Kanoko mewakili angkatan pertama pun menggagaskan untuk mengadakan gathering ketiga angkatan bersama. “selama beberapa semester ini, kami jarang ke kampus sehingga interaksi langsung antar teman kuliah pun hampir tidak terjadi. Karena itu saya pikir, kita perlu membuat kegiatan kebersamaan dan meningkatkan networking juga,” ujar Evan.
Kegiatan inipun disambut baik oleh pihak BINUS dan sekitar 50 mahasiswa online mengikuti kegiatan ini. Acara dimulai dengan makan siang bersama untuk membangun keakraban saat makan bersama. Setelah itu acara dibuka dengan sambutan secara online dari Tengku Mohd Khairal Abdullah selaku Head of Program MM Online. Acara dilanjutkan dengan testimoni dari perwakilan setiap angkatan.
Kuliah online yang tidak berbatas jarak dan waktu inipun, tidak membatasi gathering yang diadakan ini. Lalu, mahasiswa yang berada di Kongo pun dapat mengikuti kegiatan ini dengan video conference. “Kegiatan ini membuat kita bisa melihat satu sama lain. Selama ini saya hanya bertemu anak-anak melalui forum diskusi. Orang yang saya kira pasif ternyata saat bertemu lebih aktif. Orang yang saya kira muda dan segar ternyata sudah cukup berumur. Pertemuan ini sungguh membuat kita semakin lebih dekat,” ujar salah satu dosen yang akrab di panggil Teti.
Kedepannya gathering inipun akan rutin diadakan untuk menciptakan rasa kebersamaan dan networking yang lebih luas. “kami sudah membentuk group di whatsapp sebagai sarana berkomunikasi dan tetap akan maintain komunikasi dengan angkatan yang lain supaya kita semakin kompak,” tandas Evan.
Tidak hanya memfasilitas untuk kuliah online, BINUS juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa onlinenya untuk bertatap muka dan mengenal teman-teman dari setiap angkatannya. (AL)
Muhammad Ariq Noor adalah mahasiswa program studi Marketing Communication yang mendapatkan medali emas pada Kejuaraan Judo Kapolri Cup 2015. BINUSIAN 2018 yang akrab di panggil Ariq ini sudah menyukai Judo sejak duduk di bangku sekolah. Ariq pun mendapatkan beasiswa penuh dari program Widia Scholarship, berkat prestasinya di bidang non akademis ini.
Medali emas yang diraih merupakan buah hasil perjuangan yang dilakukan Ariq. Dia berlatih dengan mengikuti training camp selama 1 bulan dengan jadwal latihan 3x sehari. Pada kejuaraan ini, Ariq mengikuti kategori kelas +100 kg dan dipertemukan dengan lawan dari Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Bali dan DKI Jakarta.
BINUS UNIVERSITY akan mendukung mahasiswanya untuk terus berkarya baik dalam bidang akademis ataupun non akademis. Widia Scholarship ini merupakan bentuk apresiasi yang BINUS UNIVERSITY berikan bagi calon mahasiswa yang memiliki prestasi dalam bidang akademis ataupun non akademis. Saat ini Ariq sedang melakukan pelatihan daerah DKI untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 Jawa Barat. Mari kita duku semangat Ariq agar dapat berkarya di PON 2016 nanti. (AL)
Bekerja di Perusahaan Global . . . ?
Memiliki mimpi atau cita – cita mendapatkan pekerjaan di tempat yang kita inginkan, merupakan kebahagiaan yang paling indah setelah menyelesaikan masa perkuliahannya selama kurun waktu 4 tahun di perguruan tinggi. Tak hanya itu, kebahagiaan serupa pun bisa dirasakan setiap orang yang ingin mengadu peruntungannya untuk mulai mencari tempat lapangan pekerjaan baru yang lebih baik dari tempat yang sebelumnya.
Tentunya, untuk masuk bekerja di perusahaan global, banyaknya persyaratan dari perusahaan yang harus dipenuhi oleh pelamar untuk melamar lowongan pekerjaan tersebut. Tak lupa, para pelamar wajib melengkapi proses administrasi sebelum melajutkan ke tahap selanjutnya. Banyaknya lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan, membuat para pelamar lainnya untuk berjuang dan memberikan kemampuan terbaiknya dalam menghadapi kompetisi persaingan dalam mencari pekerjaan.
BINUS Job Expo 2015
Melihat kebutuhan akan masyarakat Indonesia khususnya BINUSIAN yang ingin mencari pekerjaan, maka BINUS UNIVERSITY bersama BINUS Career kembali mengadakan BINUS Job Expo yang ke 26 selama dua hari pada tanggal 9 – 10 September 2015, bertempat di Kampus Anggrek – BINUS UNIVERSITY. Setinggi 4 lantai gedung Kampus Anggrek tersebut dipergunakan oleh BINUS Career untuk menyediakan tempat bagi para perusahaan nasional maupun multinational untuk menawarkan lowongan pekerjaan bagi para peserta yang ikut serta dalam acara BINUS Job Expo ke 26 ini.
Antusiasme para peserta tidak hanya datang dari BINUSIAN saja, namun antusias pun juga datang dari kalangan non BINUSIAN dan perusahaan yang turut berpartisipasi dalam meramaikan acara Job Expo ke 26 tersebut. Perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam acara Job Expo kali ini diantaranya KASKUS, Femina Group, BINUS Tv, Bank Panin, Bank Danamon, OCBC Bank, Tokopedia, Astra Group, Bank Mandiri, BINA NUSANTARA Group, serta Bank Central Asia (BCA).
Dengan melihat beberapa perusahaan national dan multinational yang ikut serta dalam BINUS Job Expo kali ini, membuktikan bahwa BINUS UNIVERSITY bersama BINUS Career sangat serius dalam menyiapkan jalan bagi para lulusannya untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan global sesuai dengan Misi dari BINUS UNIVERSITY yaitu “2 dari 3 Lulusannya bekerja di perusahaan global atau berwirausaha”. (JR)
Menjalin persahabatan dengan Negara lain tidak hanya merupakan tugas utama setiap orang yang duduk menjabat di wilayah kementerian saja. Namun, menjalin persahabatan pun bisa ternyata bisa dilakukan oleh setiap kita. Dengan memperluas koneksi jaringan komunikasi kita dengan setiap orang, tanpa kita sadari hubungan persahabatan dengan Negara sendiri bahkan Negara lain dapat terjalin dengan sendirinya tanpa harus susah payah untuk membangunnya.
Sebagai salah satu institusi pendidikan swasta terkemuka di Indonesia, BINUS UNIVERSITY turus berupaya untuk menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama dengan industry maupun Negara lain seperti Negara Jepang. Tujuan dari menjalin hubungan persahabatan dengan Negara lain, tidak hanya sekedar memperluas jaringan koneksi BINUS UNIVERSITY itu sendiri, melainkan untuk membantu para BINUSIAN dalam mencari pekerjaan di perusahaan global ketika mereka telah menyelesaikan masa studi mereka di universitas selama kurun waktu 4 tahun lamanya.
Namun, BINUS UNiVERSITY memiliki cara yang cukup sederhana untuk mempererat hubungan persahabatan antara Indonesia dan Jepang, yaitu melalui makanan. Makanan merupakan salah satu cara yang cukup sederhana untuk mempererat hubungan persahabatan di antara kedua Negara tersebut. Karena, melalui makanan kita dapat mengenal budaya, karakter, serta cita rasa yang terkandung di dalam suatu makanan.
Mengundang chef yang merupakan ambassador dari Negeri sakura, Shuici Osawa mengunjuk kebolehannya di depan para BINUSIAN untuk membuat masakan asal Negara Jepang yaitu Sushi dan Sashimi. Kedua masakan ini adalah masakan khas daerah Jepang yang sangat di gemari juga oleh masyarakat Indonesia. Selain mengunjuk kebolehan di depan para BINUSIAN, chef Shuici Ozawa juga mengundang para BINUSIAN yang hadir untuk memasak bersama membuat sushi.
Dengan adanya kunjungan dari ambassador Negara Jepang sekaligus memasak bersama masakan khas Jepang, diharapkan dapt menambah wawasan para BINUSIAN akan kebudayaan, karakteristik, serta cita rasa masakan dari Negara Jepang. Selain itu juga dapat mempererat hubungan persahabatan antara Indonesia dan Jepang, khususnya memperkenalkan BINUS UNIVERSITY di negeri sakura. (JR)